Masih teringat jelas bagaimana aku mendengar berita kematiannya selepas sahur. Kala itu, aku tengah menunggu waktu subuh, ketika kakakku yang sedang menonton televisi di lantai bawah mendapat panggilan telepon. Sebuah panggilan yang mengantarkan berita duka itu.
Awalnya aku tak percaya, tapi saat beritanya berdengung dari pengeras masjid, aku pun tak lagi mampu menyangkal. Perasaan kehilangan pun dengan cepat menelusup ke dalam dada. Derai air mata tak bisa lagi kuhindari. Bagaimana tidak, dia adalah seorang yang kukagumi Selain hafidz quran, dia juga memiliki suara yang merdu. Bahkan kala itu aku sempat berfikir, kenapa bukan aku saja yang diambil oleh-Nya? Karena dia adalah anak pertama yang digadang-gadang sebagai penerus perjuangan sang ayah, pemilik pesantren tahfidz quran.
Awalnya aku tak percaya, tapi saat beritanya berdengung dari pengeras masjid, aku pun tak lagi mampu menyangkal. Perasaan kehilangan pun dengan cepat menelusup ke dalam dada. Derai air mata tak bisa lagi kuhindari. Bagaimana tidak, dia adalah seorang yang kukagumi Selain hafidz quran, dia juga memiliki suara yang merdu. Bahkan kala itu aku sempat berfikir, kenapa bukan aku saja yang diambil oleh-Nya? Karena dia adalah anak pertama yang digadang-gadang sebagai penerus perjuangan sang ayah, pemilik pesantren tahfidz quran.
Memang, tak banyak kenangan yang aku alami bersamanya, selain menjadi pendengar setia kala dia melantunkan sholawat dari suara merdunya, atau beberapa momen canda tawa yang pernah kami bagi. Namun, mengingat akan segala kelebihan yang dia miliki, ada rasa tidak terima yang muncul atas takdir tersebut. Kini, 3 tahun sudah berlalu, dan selama itu, setiap kali aku mendengar alunan suaranya yang pernah terekam, rasa kehilangan dan rindu kembali menyeruak. Andai dia masih ada, tentu membawa banyak manfaat bagi umat, begitu logikaku berkata. Ah, Allah pasti mempunyai rencana lain, yang tentunya lebih indah, karena Dialah yang Maha Tahu atas segala sesuatu.
Di ujung celoteh ini, ijinkan aku menguntai doa. Teruntuk Mas Ulul In'am, yang tengah menghuni alam barzah, semoga Allah mengampuni segala dosamu, dan menerima semua amal kebajikanmu. Dan dengan ayat-ayat yang pernah kau genggam di dunia, semoga Allah menjadikan kuburmu sebagai Riyadhul Jannah (Taman Surga). Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin.
17/09/2014
AM. Hafs
Katanya, orang baik selalu dipanggil duluan olehNya.
BalasHapusWallahualam
Mungkin dari situ, kamu bs belajar bnyk dr peninggalannya. Menjadi the next hafidz mungkin... :)
Insya Allah, Aamiin ... :)
Hapussemoga ia mendapat tempat terindah di sisiNya :)
BalasHapusAamiin, aku ada rekaman suaranya, tertarik gak?
HapusInnalillahi wa innailaihi rojiun...
BalasHapus:)
Hapus