Sabtu, 02 Mei 2015

Aku Menyebutnya, Kecenderungan

Terkadang ada hal-hal yang sebaiknya tak disampaikan. Karena hanya akan memperkeruh suasana. Bukan untuk dipendam, tapi menunggu saat yang tepat. Menunggu kepala dingin dan jernih, sehingga mampu memandang semuanya dengan lebih menyeluruh.

Terkadang ada hal-hal yang cukup diketahui orang terdekat saja. Karena biasanya mereka lebih mampu memberi masukan terlebih dahulu sebelum menjudge macam-macam. Bersyukur, aku dikaruniai sahabat-sahabat yang selalu melihat apa yang kukatakan dengan luas. Tak serta merta membelaku. Mereka tahu, terkadang ada hal-hal yang cukup didengar.

Terkadang aku malah heran dengan orang jauh, yang seolah tahu masalah menyeluruh. Tapi begitu memberi kesimpulan, mereka tenggelam dalam justifikasi dangkal. Dan lagi, orang-orang jauh itu ternyata cukup punya energi untuk mencampuri masalah. Bahkan tanpa diminta. Ketika melihat hal tersebut, cukup positif thinking saja, mungkin mereka terlalu bahagia atau tak punya masalah, sehingga repot-repot mengurusi masalah orang lain.

Terkadang, orang cenderung menghakimi sebelah mata. Ketika orang yang disukainya bermasalah, dibela mati-matian. Sedang ketika orang yang dibenci melakukan sedikit saja kesalahan, yang terlihat adalah nokta besar.

Pada akhirnya aku masih merasa, terkadang heran dengan sikap-sikap orang yang mengaku dewasa, tetapi kebingungan dan heboh ketika berhadapan dengan masalah. Padahal seharusnya mereka bercumbu dengan ketenangan dan kejernihan hati.

Ya, itulah, keterkadangan yang pada akhirnya kunamai kecenderungan.

AM. Hafs
Singosari, 02 Mei 2015

Anda pengunjung ke

Statistikku