Kamis, 22 Januari 2015

Hujan Kenangan (Fiksimini)

Pada hujan yang bersinergi dengan kenang. Ingatkah, waktu setahun yang lalu kau buat aku dan dia berteduh di payung yang sama? Selama langkah menerkam jarak dari mini market ke rumah, aku hanya tertunduk malu. Sesekali melirik wajahnya dengan senyum merah jambu.Saat itu adalah hari halal keduaku dengannya, Bidadari Bumi. 

Aneh rasanya ketika di antara aku dan dia masih terselip jarak. Padahal andai kugenggam erat jemarinya, takkan ada dosa. Mungkin waktu itu ia pikir aku malu. Bukan, sebenarnya aku tengah membawa Al-Quran di saku baju.

Kami bertemu melalui guruku. Tanpa tahu foto dan hanya tahu nama. Berbekal baik sangka dan niat mulia, diri ini pun patuh untuk memintanya dari Sang Ayah, dan diterima. Namun, siapa mengira jika dia adalah teman dunia maya, yang tulisannya sering menginspirasiku. Senyumku kembali mengembang, ketika mengenang sikap malu-malu kami yang menimbulkan rasa geli di dada. Bertahan seperti itu, sebulan lamanya
Hujan, kini kami tengah saling merindu. Lantaran dia harus tinggal jauh di kota sebelah, bersama mertua. Demi menjaga benih yang mulai menua. Sedang di sini aku diam memaku. Sejenak rehat dari tumpukan aksara dalam file draft novel perdana kami, yang semoga terbit sebelum benih itu menangis.

AM. Hafs
16012015

2 komentar:

Anda pengunjung ke

Statistikku