Senin, 21 September 2015

Penaku, Pena (t)uhan

Penaku bertalu, bukan tuk kau seduh. Lalu kau beri cap. Lalu kau putuskan untuk tetap mengecap atau pergi dengan senyap.

Penaku menari, bukan tuk buatmu gerakkan kaki. Lalu kau gerutui. Atau kau caci maki. Atau kau rutuki. Atau ... kau tempeli puja-puji.

Penaku berlari. Untuk dunia sepi. Tanpa suara, walau di dalamnya musik mengalun indah. Tanpa gerakan, walau di dalamnya orang berlarian.

Penaku ... untuk terjemahkan isi hati. Membuat dunia dan mendapukku sebagai tuhan di dunia itu.

Sebagai tuhan ber-Tuhan. Adalah harus, untuk tetap menjaga kesadaran. Tentang, di sisi mana duniaku dimintai pertanggungjawaban.

AM. Hafs
Singosari 21/9'15

1 komentar:

Anda pengunjung ke

Statistikku