Kamis, 10 September 2015

Mengenali, Susu dan Setan

"Belum dikatakan mengenal seseorang ketika hanya mengenalnya dari satu sisi."

Petuah dari guru SMPku itu masih membekas. Lalu terbawa kepada masa kini, di mana aku menemukan keluarga baru. Keluarga yang kebanyakan masih terlihat dari satu sisi.

Bersyukur ketika bertemu dengan seseorang yang terlihat sisi buruknya dulu, sebab ketika siai baiknya muncul, hatiku akan merasa malu. Ternyata ia lebih baik dariku.

Tapi ... adalah ujian, ketika di hadapkan pada manusia-manusia setengah dewa. Mereka adalah bom waktu dengan membawa sumbu-sumbu kebaikan. Apabila suatu saat sisi buruknya terungkap, aku harus siap. Siap menerima kekurangan itu, atau pergi menjauh tanpa sekalipun melupakan kebaikan sekecil apapun yang mereka berikan.

Jujur, hal terakhir itu yang paling susah. Kalau boleh mengambing hitamkan seseorang, aku akan menyalahkan penemu peribahasa, "Nila setitik, rusak susu sebelangga."
.
Tengok saja, di tengah banyaknya masyarakat yang kekurangan gizi, sangat mubadzir menyia-nyiakan susu sebelangga. Apalagi kalau cuma untuk membuktikan, "Apakah nila setitik bisa merusak susu sebelangga?" Kenapa tak memakai satu gelas saja? Ya, satu gelas saja jatahnya sendiri. Jangan sebelangga. Khawatir kalau masuk media online akan jadi hujatan. Gara-gara eksperimen itu, ia akan dihukumi temannya setan. Tahu kan maksudku? Padahal temannya setan itu ya mereka yang waktu minum susu tidak baca doa.

AM. Hafs
Malang, 10915

Yuk Ikutan GiveAway #Eventtitle Happy One Lovrinz Publishing. Berhadiah 5 buku untuk 5 pemenang. Klik di sini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda pengunjung ke

Statistikku