Minggu, 20 September 2015

Kisah Cinta Playboy Kompleks

Aku merasa, apabila dirupakan drama korea, sinetron, atau telenovela, cerita hidupku sekarang akan membuat banyak penonton geregetan. Bagaimana tidak. Aku yang pemalas ini bisa punya banyak kekasih. Tak pernah telat makan. Walau pekerjaanku hanya keluyuran.

Tapi semenjak kejadian salah satu kekasihku hamil. hati ini rasanya enggan kembali menjalin cinta. Ada rasa berdosa dan bersalah. Walau untungnya, kekasihku itu pergi jauh bersama anak-anak. Meninggalkanku sendiri. Pun kutinggalkan semua kekasihku.

Setahun sudah berlalu. Aku masih sering merenung sendiri. Diam di rumah dan lebih sibuk bermalas-malasan. Hingga suatu hari salah seorang sahabat datang ke rumah.

Di hadapan sepiring makanan lezat dan semangkok susu, ia bercerita bahwa aku kini tengah menjadi buah bibir banyak wanita pendatang. Mereka bilang aku ini alim dan baik. Hanya karena tak lagi sering berkeliaran. Temanku bercerita sambil tertawa miris dan mungkin juga pedih. Miris karena ia tahu semua baik burukku dan pedih sebab ia bujang lapuk yang belum pernah memiliki kekasih.

Satu-dua minggu belakangan, aku mulai kembali berkeliaran. Sekadar melepas penat. Nongkrong pinggir jalan dengan kawan-kawan. Dan kembali iseng menggodai beberapa perempuan baru di komplek.

Hingga suatu malam minggu, ada gadis manis yang membuatku jatuh hati. Senyum dan kerling matanya ketika kami bersitatap, benar-benar membuat tubuhku bergetar. Hatiku? Jangan tanya. Seperti berlompatan. Dari beberapa kawan aku mengetahui, ia gadis pendatang. Ada di komplek sudah sebulan yang lalu. Tapi jarang menampakkan diri.

Semenjak kejadian itu, aku mengordinir kawan-kawan untuk nongkrong di depan rumah gadis itu. Hampir tiap malam aku bernyanyi di depan rumahnya. Sampai beberapa kali aku diguyur air comberan. Apa suaraku sebegitu falsnya? Aku tak ambil pusing dan tetap gigih bernyanyi untuknya. Lalu tepat di malam ke tujuh belas, di bawah purnama, ia keluar. Membalas nyanyianku.

Diri ini tertegun ketika ia berjalan ke arahku. Dunia tiba-tiba terasa menjadi begitu lambat dan hening. Aku melangkah maju, menyambutnya. Suitan kawan-kawanku tak lagi kuhiraukan.

Kami berdua lantas masuk ke dalam rumah dan bermesra di taman miliknya. Seolah kami sudah mengenal lama, begitu alami dan intim. Percakapan romantis mengalir, sampai-sampai, karena terbawa nafsu tanpa sadar aku telah memeluk erat tubuhnya dan hendak merengkuh bibirnya. Andai saja tak kudengar suara perempuan berdehem. Aku terkejut dan menoleh.

"Ka-kamu ...?"

"Iya, kenapa? Kukira kau akan lupa." Sorot matanya tajam. Gadisku beringsut dari pelukan. Wajahnya memerah. Ia berjalan ke arah perempuan itu. Meninggalkanku dengan keringat yang serasa keluar dari seluruh tubuh. "Apa tak cukup kau lakukan perbuatan bejatmu padaku? Sampai-sampai kau pun hendak menggagahi putrimu sendiri?"

"Pu-putriku sendiri?" Aku menatap gadis itu. Ia menunduk. Tampaknya semua ini telah direncanakannya. Lututku dan gigiku bergetar tanpa terkendali. Seluruh birahiku menciut.
"Tidaaak! Tidak! Tidaak!" Aku berteriak tanpa sadar. Memori kelam di masa lalu tiba-tiba hadir menghunjamku bertubi-tubi dan ...,

"Byur!"

Sekaleng air comberan kembali mengguyurku. Aku terkejut dan mengeluarkan suara-suara tak jelas, "Mreoong! Mreoung."

Berkonyong-konyong kembali ke rumah dengan tubuh menggigil. Menemui majikanku yang kubayangkan telah siap dengan sehelai handuk hangat, sepiring makanan lezat, dan semangkok susu pembentuk tulang kuat.

AM. Hafs
Singosari, 20-9-2015

AM. Hafs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda pengunjung ke

Statistikku