Ada juga versi 'box office' versi non animasi. Penasaran? Selamat mencari. Dan bagi anda yang pernah menontonnya, selamat bernostalgia.
Mencoba membaca tiap cermin jiwa yang hadir, dan merangkainya menjadi tutur indah nan menggugah.
Kamis, 27 Maret 2014
Penggemar Animasi Petualangan? Wajib baca!
Ada juga versi 'box office' versi non animasi. Penasaran? Selamat mencari. Dan bagi anda yang pernah menontonnya, selamat bernostalgia.
Selasa, 25 Maret 2014
Mentoring Online bersama Rina Rinz (Penulis)
Membuat karya seperti ini bertujuan untuk melatih tehnik menulis dan bercerita kita. Kuncinya hanya, tulisankan saja apa yang kamu pikirkan.
Izinkan Kau Kupanggil Kakak
Tentang sebuah nama, tentang sebuah sosok. Tangguh, dan mampu mengolah masalah menjadi permata. Tapi jangan salah, dia bukan penyihir pun lelaki berotot. Dia hanya seorang Ibu yang pandai merangkai kata.
Mengalirkan isi hati menjadi sungai-sungai aksara yang menyentuh dan berhikmah. Andai berkenan, aku ingin menjadikannya seorang Kakak. Tapi, sekarang aku hanya
mampu menyebutnya mentor.
Dia berkata padaku, gali terus konfliknya, tapi ternyata tak semudah apa yang terharap. Entah karena kurang fokus atau malah karena sebuah kemalasan. Keinginan untuk rutin menulis tiap hari hanya sekadar niat. Pagi ini kulihat statusnya di beranda, sedih. Lamat-lamat kubaca. Gigil hati dia bilang di tiap penghujung status. Apa sedang ada masalah? Atau sedang membuat novel baru? Begitu tanyaku.
Tak selang berapa lama, sebuah notifikasi muncul dari sebuah gambar globe mini di sudut kotak facebook. Satu pemberitahuan. Namaku, tertandai dalam sebuah status. Gigil Hati. Kata yang tadi mengisi dasar tiap postingannya, sekarang menjadi kata pembuka, Judul. Kubaca dari awal hingga akhir. Sebuah kisah yang terangkai dari status-status sebelumnya.
Di akhir, dia mengatakan "Ini cara melatih menulis tanpa konsep. Sekarang silahkan di coba. Tulis saja apa yang kamu pikirkan."
Aku pun mencoba, dan jadilah tulisan ini. Persembahan untuk salah satu orang yang kuanggap sebagai mentor.
Dan pagi ini, aku ingin mengudarakan pinta, "Berkenankah anda kupanggil Kakak?"
Minggu, 16 Maret 2014
Kemesraan ini, janganlah cepat berakhir
Sketsa kehidupan, tidak ada yang bisa terceritakan malam ini selain kunjunganku ke rumah Nenek dari Ibu, hari ini.
Aku berkunjung setelah kemarin mendapat kabar bahwa beliau sakit, terkena stroke ringan. Benar saja, yang terlihat tadi, penyakit itu melumpuhkan kaki sebelah kirinya. Kaki yang pada masa kecil dulu kupeluk, meminta perlindungan saat dimarahi Ibu. Kaki yang dulu menopang tubuhnya saat dia menggendongku. Kini jalannya tertatih. Mengakibatkan rasa sedih bergelayut di hati.
Namun, setiap hal pasti punya hikmah dan sisi positif. Dengan kondisi kaki seperti sekarang, Kakeklah yang menuntun saat Nenek ingin berpindah tempat. Apa artinya? Tidak, hanya sebuah contoh kemesraan yang terjaga sampai tua, indah bukan? Hehe.
Kini, hanya doa yang mampu kulayangkan, semoga Allah segera berimu kesembuhan... Nenek. Amin.
AM. Hafs
Jumat, 14 Maret 2014
Jangan Meludah, Nak...
eL
eL
eL
kusebut namamu di antara riak-riak nafas ini
eL
Bukan nama dari masa lalu, tapi namamu
Nama yang saat ini memenuhi ruang hati
Nama yang kusebut dalam doa
Doa untuk sehatmu, suksesmu, dan ampunan dosamu
Pun kedua orangtuamu
eL
Tetaplah di jalan-Nya
Aku pun berusaha
Kelak, kita kan bertemu di sana
eL
dengar lirihku,
Hatiku jatuh pada samudera merah mudamu
eL
Jika saat ini rasaku dosa, dan sayangku salah, maka biarkan keduanya kusimpan dalam bait-bait doa
Agar kita selalu dalam tuntunan-Nya
Hingga takdir membuatnya halal
Halal bercengkrama, memadu kisah.
eL
Tersenyumlah
AM. Hafs,
Pangeran Semut to eL, Putri kupu-kupu
Kamis, 13 Maret 2014
Ujian Sekolah
Rabu, 12 Maret 2014
Perjuangan Semut
Seekor semut hitam beranjak dengan kalut. Baru saja sumringah karena menginjak usia dewasa, langsung mendapat tugas menjadi agen rahasia. Mengemban misi mencari makanan untuk koloni.
Semut imut tak bernyali ciut. Meski dari gurat wajahnya terlihat sedikit gundah, karena khwatir tak mampu menjalankan tugas dengan sempurna. Tapi hal itu tak berapa lama, segera dia baca doa keluar rumah dan melangkah dengan gagah.
Setelah mengelilingi lantai, kini ia beranjak ke sisi kiri. Merayap naik pada sebuah kursi.
“Aku lebih hebat dari cicak,” katanya bangga.
Sejurus kemudian ia sampai di puncak tertinggi. Diedarkan pandangan kesemua sisi. Terlihat di seberang sana seorang lelaki tengah sibuk dengan sebuah laptop merah
“Wah, sepertinya ahli IT.” Matanya berkaca-kaca, Bukan karena kagum pada lelaki berkacamata. Tapi pada benda disampingnya. Rezeki berupa remah roti.
“Makanaaaaan!” teriaknya girang.
Segera ia tulis kordinat beserta situasinya. Sisi tengah ruangan, di atas meja putih, jalur aman berada di arah jam 9 dari lubang sarang. Catatan : Waspada untuk lelaki berkaca mata. Ada tempat persembunyian di arah jam 3 dari target untuk antisisapi keadaan darurat. Lalu dikoreksinya kembali, karena jika salah maka semua pasukan bisa binasa. Dan …, ya, ada salah eja di sana yang tak sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), 'antisisapi' seharusnya 'antisipasi'. Cepat ia betulkan dan berlari dengan kencang ke lubang sarang.
Dengan nafas tersengal ia memasuki sarang, berteriak dan seketika menjadi pusat perhatian.
“Komandaaaaan!, Komandan!” teriaknya heboh. Seperti ekspresi anak kecil ketika mendapat hadiah kejutan, Sesaat kemudian sang Komandan menghampiri dengan gagah.
“Berhenti berteriak!” sergahnya.
“Ma… af, Ko-ko-mandan,” jawab semut imut sambil mengatur nafas. Diserahkan catatan tentang lokasi makanan tadi pada Komandan. Komandan mengambil kertas itu dan mulai membaca seperti seorang guru yang sedang mengoreksi tugas sekolah.
“Tulisan rapi, informasi lengkap, dan apa ini?” batinnya. Dilihat sebuah kata dengan sebuah coretan satu garis horizontal.
Ajeg (Dalam Menulis) -sebuah tips-
Ajeg atau jejeg, yang dalam bahasa Indonesia bermakna tetap atau berdiri tegak. Sedang secara tersirat makna ajeg sendiri adalah suatu sifat yang konsisten, menegakkan rutinitas atau menjaga ke-istiqomah-an sebuah perbuatan.
Ajeg, sebuah kata yang apabila diaplikasikan dalam hidup membutuhkan kedisiplinan. Seseorang harus benar-benar tegas mengatur waktu agar tidak ada kelalaian atau 'pembolosan'.
Ajeg merupakan modal utama bagi para pemimpi. Karena mereka dituntut untuk secara rutin dan terus menerus berusaha mengejarnya dengan sebaik mungkin jika ingin mimpinya terwujud.
Dalam hal ibadah pun demikian. Ajeg adalah hal wajib yang harus dimiliki. Misal, seperti sholat lima waktu, wajib dikerjakan secara rutin tanpa bolong-bolong setiap harinya. Hal tersebut tak mungkin bisa didirikan dengan baik apabila kita tidak mempunyai displin tinggi.
Kembali ke mimpi. Mengingat mimpiku adalah ingin menjadi penulis. Maka, aku seharusnya rutin menulis sebagai 'practice', minimal satu tulisan per hari.
Tapi pada kenyataannya begitu sulit kurasakan. Terbukti dengan tidak adanya tulisan yang terpublish dalam beberapa pekan terakhir.
Hal semacam ini tidak boleh dibiarkan, karena hanya akan menghambat langkah mewujudkan mimpi. Karena itu aku mulai merenung, mencari penyebab kenapa aku tak mampu ber'ajeg' dalam menulis.
Nah, melalui tulisan ini aku ingin berbagi beberapa hal yang 'kuanggap' membuat diri ini sulit untuk 'ajeg' atau rutin dalam menulis. Dan bukan tidak mungkin dialami juga oleh pembaca atau penulis pemula.
Beberapa hal tersebut di antaranya,
1. Terlalu terobsesi untuk membuat tulisan yang bagus.
2. Kurangnya disiplin diri. Termasuk suka membuang waktu.
3. Tidak segera mencatat ide yang muncul.
4. Membiarkan rasa malas melenakan tubuh.
Dari kendala-kendala itu satu persatu mulai kucari pemecahannya. Sehingga kutemukan solusi sebagai berikut,
1. Kalau mau menulis, menulis saja. Curahkan apa yang ada dalam pikiran tanpa perlu memikirkan hal-hal teknis seperti EYD, opening menarik, isi yang cetar, ending yang berkesan dan hal teknis lainnya. Tips ini aku dapat dari seorang Asma Nadia (Penulis, Novelist) saat kegiatan Kopdar komunitas menulis (KBM) Regional Malang. Apakah berarti asal-asalan? Kalau pemula mungkin 'terlihat' asal-asalan, namun tidak perlu risau. Karena dari semua hal yang asal-asalan itu kita akan belajar bagaimana menulis yang baik. Pada akhirnya, saat kita telah mampu menguasai tehnik menulis, tulisan itu akan tertata dengan sendirinya. Dan mengalir sesuai tingkat kemampuan dan 'feel' kita sebagai penulis.
Mungkin ada pertanyaan, "Bagaimana caranya agar meski kita penulis pemula namun tulisannya tidak 'terlihat' asal-asalan?"
Jawabannya sama, tulis saja yang kamu pikirkan, dan selesaikan. Baru setelah itu baca kembali dan edit. Seperti tips dari seorang Husnun N Djuraid (editor Malang Post), "Jangan menulis seperti seorang yang sedang membuat surat cinta, menulis dan dibuang saat merasa kurang bagus. Tapi tulislah, selesaikan, baru diperbaiki atau diedit." Ingat, "Practice makes perfect not theory makes perfect."
2. Yang nomor dua ini butuh ketegasan diri. Membiasakan diri untuk disiplin. Dalam hal menulis kita bisa memulainya dengan memberi alokasi atau jadwal khusus untuk menulis. Misal, dini hari sebelum subuh, atau malam hari menjelang tidur dengan target awal 500 kata misalnya. Dengan habits seperti itu kita akan bisa 'ajeg'.
3. Ide, biasanya semakin hilang saat dicari, karena lebih suka muncul secara tiba-tiba. Karena itu banyak penulis-penulis hebat yang menyarankan untuk membawa sebuah alat tulis dan buku catatan kecil. Gunanya adalah untuk merekam ide yang muncul secara tiba-tiba sebelum kita tuang menjadi tulisan utuh. Dan hal yang paling penting untuk memancing 'ide' yakni banyak-banyaklah membaca. Bukan hanya membaca tulisan atau buku. Namun lebih luas lagi bacalah keadaan, orang-orang, dan lingkungan di sekitarmu. Atau dalam kata lain cobalah lebih 'peka'. Seorang Isa Alamsyah (Penulis) berkata, "Membaca adalah kuliahnya penulis."
4. Rasa malas, ini yang menjadi musuh utama penulis. Penghambat sekaligus pembunuh mimpi. Banyak yang merasa sulit untuk menaklukkannya. Tapi tak perlu khawatir. Dalam pengalamanku, rasa malas ini akan bisa dengan mudah dilenyapkan saat kita telah mampu melakukan point 1-3 dengan benar.
Itulah beberapa hal yang kurasakan dan ingin kubagikan selama menjalani masa sebagai penulis pemula sampai saat ini. Semoga bisa bermanfaat bagi pembaca yang juga mulai menapaki dunia kepenulisan.
AM Hafs road to be a writer and an author.
Sampai kapan?
Sampai di awan mana
Hingga fajar kelabu berani menari?
Fajar beranggap berbercak
Masih di balik bukit hati
Masih saja sembunyi, kerdil
Sampai di detik mana
Fajar memandang noda
Noda semu tapi palsu
Teranggap nyata
Padahal nikmat hikmah
Tuhan...
Layang melayang denting munajah
Lukis hikmah pada sadarnya
Bahwa rupa merah merona
Megah di pancar cahya mulya-Mu
Agar
Kembali langkahnya menjejak panggung pagi
Menari syukur riang hati
AM. Hafs
Senin, 03 Maret 2014
Masihkah sama?
Jika
Keningmu tak mencumbu sajadah
Lisan tak memuji ke-Maha Tinggi-an-Nya
Telapak tak menopang tubuh
Lutut tak bertekuk
Dan jari kaki tak menjejak dalam sujud
Sehari saja...
Masihkah sama
Jika
Matamu tak memandang
Lisanmu tak berbincang
Tanganmu tak memegang
Kakimu tak berjalan bersandingan
pada wanita atau pria tercinta
Sehari saja...
Jika
Rabbmu tak pedulikan
Dan bisa terbayang
Hal yang mungkin terjadi
Dicabutnya kenikmatan
Pandangan
Pendengaran
Perasaan
hingga kau seperti
Mayat disegel nisan
Sehari saja
Jika
Kau tak dipedulikan
Wanitamu
Atau
Priamu
sehari saja
Masihkah sama?