Kamis, 20 November 2014

Beginilah Aku Menyikapi, Perih

Di fajar ini, aku tertegun. Memikirkan dia, yang terkadang masih menari di antara perihku. Bukan perih karena dia pergi, tapi perih melihat caranya mengobati hati. Berloncatan dari hati ke hati. Andai dia tahu, seberapa kali pun dikejar, cinta semu akan tetap menipu.

Sedikit terbesit tanya, apa cintanya begitu dalam padaku? Hingga untuk menghapusnya, sampai harus mencari hati yang baru. Namun, tak bisa dipungkiri,  tiap manusia memang mempunyai cara yang berbeda, untuk menyikapi hidup.

Sahabat, daripada mengejar cinta semu yang baru, aku lebih memilih mengejar mimpi dan cita-cita. Menyibukkan diri memperbaiki diri dan mengejar cinta-Nya. Cinta yang pasti, haqiqi, abadi.

Banyak hal yang kupelajari dari terpisahnya kami. Aku menjadi lebih berhati-hati melabuhkan hati dan kepercayaan. Mengolah hati, agar tetap husnudzon terhadap qadha dan qadar Allah SWT. Mengolah sakit hati menjadi dendam positif. Dan meleburkan kekecewaan cinta dengan senyuman nyata.
Memang, awalnya hati ini tak menerima. Mengingat perjuangan yang terlewati, sebuah komitmen atas romansa harus kandas begitu saja. Tapi aku meyakinkan diri, inilah yang terbaik. Lalu berusaha mengolah sisi positifnya.

Aku terus merenung, dan menemukan beberapa kalimat penguat, "Untung baru dua tahun, bagaimana jika lebih? Untung masih sebatas komitmen, dan selama itu pula hanya berkomunikasi melalui gadget, karena saat bertemu langsung kami sama-sama malu, bahkan untuk sekadar menyapa, semoga hubungan yang terlewati itu tak banyak mengakibatkan dosa. Untung kami berpisah, kalau tidak mungkin dia akan terus tersiksa akibat hubungan yang tidak direstui. Untung kami berpisah, sehingga aku bisa fokus pada perwujudan mimpi-mimpi. Untung telah berakhir, sehingga tak ada lagi galau karena marahan atau sedihnya dia."

Begitulah aku mengolah pikiran, agar bisa merelakan apa yang telah terjadi. Kini, meski sudah jarang berkomunikasi, aku tetap mendoakan agar dia selalu dalam lindungan Allah SWT. Karena aku yakin doa tulus itu mampu menjadi obat, yang akan mengubah rasa cinta kepadanya menjadi rasa cinta kepada-Nya. Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin.

AM. Hafs
20 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda pengunjung ke

Statistikku