Selasa, 16 Juli 2019

Ketika Aku Terjatuh dalam Bayangan Hitam

"Pernahkah kamu merasa hidupmu hanya menjadi beban bagi orang lain? Segala hal yang kamu lakukan berakhir sebagai sebuah kesalahan. Dan segala yang kamu usahakan berakhir sebagai kesia-siaan. Aku sering."

Pada titik tertentu, aku merasa keberadaanku sendiri adalah sebuah kesalahan. Terutama bagi orang-orang di sekelilingku. Terlebih ketika kesalahan-kesalahan itu menyakiti orang-orang yang kusayangi dan membekas bagai hantu yang terus membayangi imajiku. Dalam keadaan seperti itu, suara-suara kematian menggema di alam pikiranku. Tawa bahagia orang-orang di sekeliling jasadku membayang seolah-olah mati adalah hal yang bisa kulakukan agar mereka bahagia.

Barangkali tidak ada yang tahu jika kegiatan berpikir untuk bunuh diri adalah rutinitasku, bahkan keluarga dan teman dekatku. Di depan mereka, aku sering bertingkah dan berlagak kuat. Bahkan kegiatan menangis, sebisa mungkin kulakukan saat sendirian.

Jika ada yang bertanya kenapa ada pikiran bunuh diri? Karena ketika aku berbuat satu kesalahan, bayangan kesalahan di masa lalu yang seolah tak pernah bisa kuperbaiki ikut muncul, mencerca pikiranku. Maka, ingatanku pun dipenuhi dengan kenangan kesalahan-kesalahan yang seolah berulang dan tak pernah bisa kuperbaiki.

Sampai saat ini pun, aku kerap melakukan hal yang sama. Lalu, kenapa aku masih bisa bertahan? Jawabnya karena iman.

Aku patut bersyukur, imanku yang tidak seberapa ini tidak pernah berhenti berteriak bahwa kematian bukanlah jalan keluar.

Lalu perlahan, ayat-ayat Al Quran kembali menjadi wirid. Terutama ayat-ayat penguat hati, seperti Al Insyirah, akhir surat Al Baqarah. Lalu aku mulai berdiri lagi, mencoba menjalani, mencoba berubah secepat yang aku bisa.

Apa tidak ada orang yang bisa membantuku? Ada, banyak. Tapi aku takut, ketika melibatkan orang lain, yang terjadi malah aku menyakiti lebih banyak orang.

Ingin mati, ketika iman berada pada puncak ma'rifat, ketika kecintaan dan kerinduan kepada Allah tidak lagi tertahan, barangkali memang sebuah kenikmatan. Namun, mati karena lari, tidak akan pernah menjadi hal yang baik. Hanya saja, aku sering berdoa, ketika aku mati, semoga orang-orang di sekitarku lebih bahagia. Minimal, kebodohanku tidak lagi menyakiti mereka.

AM. Hafs
16-Juli-2019

Anda pengunjung ke

Statistikku