Senin, 27 Oktober 2014

Jeritan Sumpah Pemuda

Saat aku menulis ini, setengah jam lagi menuju Hari Sumpah Pemuda. Kala itu, 28 Oktober 1928. Semangat persatuan begitu menggelora. Memenuhi dada yang dipenuhi darah perjuangan untuk kebebasan dan perlawanan terhadap penjajah.

Pemuda dahulu bersatu melawan bangsa asing, yang telah jelas sifat permusuhannya. Sedang pemuda sekarang, bersatu dalam kelompok-kelompok memerangi kelompok lain, daerah lain, suku lain, agama lain yang sejatinya adalah teman mereka sendiri.

Delapan puluh enam tahun, sumpah asosiasi itu berdengung. Namun perkelahian antar siswa malah kian marak. Bahkan yang sudah berpangkat "Maha" pun masih mengedepankan anarkis, ketika meluapkan apa yang mereka sebut "Suara Aspirasi". Padahal beberapa waktu yang lalu, seorang pemuda kurus di Cina, menggerakkan lima ratus ribu massa. Menentang kebijakan pemerintah setempat dengan tertib dan bersih. Bersih dalam arti sebenarnya. Karena setelah berdemo, mereka bersama-sama memunguti sampah-sampah yang berserak.

Wahai pemuda negeriku. Tidakkah kalian mendengar tentang hal itu? Atau mungkin membacanya?
Mau sampai kapan berolok tentang hal sepele sampai membuat jalinan permusuhan yang jelas merugikan. Betapa mudah para pemuda kita ditunggangi kepentingan-kepentingan tak bermoral. Sampai-sampai terpopulerkan istilah "Lima puluh ribu, kita serbu!"
Akankah sumpah pemuda tinggal sumpah tanpa pemuda? Atau ... pemuda tanpa sumpah?

AM. Hafs
Malang 27/10/2014 23:57 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda pengunjung ke

Statistikku