Selasa, 13 Mei 2014

Teman Sejati Penulis

Media sosial, seolah menjadi ladang basah bagi manusia untuk berkeluh kesah, atas masalah yang menimpanya. Hal itu dibuktikan dengan maraknya postingan-postingan yang isinya penuh dengan ratapan. Menjadi sebuah gambaran bahwa, hampir pasti lubang-lubang dan lika-liku mewarnai hamparan rute kehidupan tiap insan. Dan di antara lubang itu ada yang bernama
kegagalan.
Membahas tentang 'gagal', sejatinya bukan sesuatu yang perlu ditakuti, apalagi jika terjadi setelah ikhtiar. Karena kata tersebut merupakan nama lain untuk keberhasilan yang tertunda. Kita baru benar-benar pantas menyebut 'gagal' terhadap suatu hasil, ketika kita tidak punya keberanian untuk mencoba.
Kegagalan, bukan pula untuk dibayangkan namun harus diminimalisir. Salah satunya dengan kerja keras, optimisme, dan tawakkal. Jika pun akhirnya di 'cap' gagal. Satu hal yang pasti yaitu, kita akan memperoleh sebuah pengalaman dan ilmu yang berharga. Selangkah lebih maju daripada mereka yang berdiam diri dan bahkan menyoraki kegagalan kita dengan lugunya (jika boleh disebut bodoh).
Hal lebih indah lagi yang perlu kita sadari manakala kegagalan, masalah, keruwetan, kegalauan, kesedihan, atau kekusutan itu menghampiri seorang penulis. Sesungguhnya itu anugerah, nikmat, dan ladang inspirasi yang begitu berharga. Karena menurutku, penulis mirip dengan pelukis yang membuat kanvas putih menjadi indah. Bedanya, penulis itu meng-indahkan masalah menjadi sebuah karya seni penuh hikmah. Tanpa adanya konflik dalam sebuah tulisan, maka goresannya kurang, atau bahkan tak lagi bermakna. Dan begitulah, para kuli tinta itu umumnya mampu menghadirkan solusi di setiap karya yang tertuang. Menyajikan sebuah pengalaman dan pembelajaran hidup yang penuh makna. Seperti kutipan dari sebuah kata bijak, "Hidup terlalu singkat jika hanya mengandalkan pengalaman pribadi".
Dengan mencermati semua goresan di atas, maka pantaslah jika aku mengatakan ... masalah adalah 'salah satu' teman sejati penulis. Sebab, dari hasil ramuannya kita bisa memperoleh sebuah pembelajaran, tanpa harus berhadapan langsung dengan masalahnya. Menjadi jalur tol bagi pembaca kehidupan untuk terus maju dan menjadi pribadi yang kuat serta lebih baik.
***
Muhammad AR/AM. Hafs
Seorang yang tengah menampik bayang kegagalan.
Menumbuhkan optimisme dalam diri dan berjuang peroleh
ridho Ilahi. Aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda pengunjung ke

Statistikku