Selasa, 02 Desember 2014

Buku Berpenyakit Hati

Judul Buku          : Animus Seven Days
Penerbit              : Lovrinz Publishing
Penulis                 : Ajeng Maharani
Tebal                     : viixxxv + 296 Halaman
Cetakan               : September 2014
Peresensi            : Muhammad Agus Riwayanto (AM. Hafs)
(Alumni MA Darul Karomah Singosari, Pengelola Rumah Sebuku 2 di Malang, Koordinator Komunitas Bisa Menulis (KBM) Regional Malang)

Buku Berpenyakit Hati

Sebuah topic yang tak akan pernah habis diulas. Sebuah makalah yang tak akan pernah tuntas dipresentasikan. Seperti itulah gambaran ketika mengupas masalah hati. Hati yang mampu berbicara tanpa suara. Seolah menyimpan beragam misteri, juga keunikan. Lebih khusus lagi jika membahas tentang penyakit hati. Beribu atau bahkan berjuta tulisan telah mengupasnya. Karena memang penyakit yang satu ini berbahaya namun tak kasat mata. Bahkan terkadang tak dirasa.

Penyakit hati, kerap kali membuat seseorang sengsara tanpa disadarinya. Mulai dari iri, dengki, sombong, dendam, benci, sum’ah. Apabila sudah menggerogoti hati, maka sulit untuk diobati. Karena cara pengobatannya tak mungkin dilakukan seperti ketika mengalami sakit fisik.
Jika sakit fisik, kita hanya perlu meminum obat sesuai saran dokter. Tapi ketika sakit hati, obatnya hanyalah olah jiwa, muhasabah. Itu pun hanya bisa dilakukan oleh orang yang sadar bahwa dirinya tengah sakit. Sedang bagi mereka yang tak menyadarinya, akan terus menerus termakan penyakit, yang berimbas pada buruknya tabiat juga pemikiran.BBerkaca dari hal tersebut, kehadiran Novel Animus seolah ingin membawa pembaca menyadari keberadaan penyakit hati. Di dalamnya, secara tersirat digambarkan, bagaimana manusia-manusia yang tak sadar dengan penyakit yang merasukinya akhirnya bertabiat buruk.

Sebuah novel bergenre thriller ini menyajikan cerita secara maju-mundur dalam beberapa part. Berkisah tentang empat tokoh utama, dengan background yang berbeda namun berpenyakit sama. Dendam. Dari mula yang berbeda juga, namun berakhir dalam ujung pertemuan yang saling berkaitan. Dikemas apik dalam kadar penasaran yang pas, membuat pembaca enggan untuk berhenti menjelajahi tiap kalimatnya.

Berdasarkan isi cerita, novel ini dikhususkan untuk pembaca dewasa. Karena di dalamnya terdapat adegan yang akan membuat hati begidik ngeri. Penggambaran tokoh antagonis yang detail, membuat pembaca ikut larut dalam kebencian.  Tak lupa, setting yang dilukiskan dengan diksi terpilih, juga mendukung imajinasi untuk menggambarkan dengan lebih jelas.

Kejadian demi kejadian, mampu menyihir pembaca untuk turut merasakan dan menyelami keadaan para tokoh. Padahal, novel ini disusun hanya dalam rentan waktu sebulan. Bagi penulis pemula, novel ini akan menjadi gudang kosakata. Karena sang penulis pandai menggabungkan kata menjadi idiom-idiom cantik tanpa membingungkan pembaca.

Membaca novel ini sama dengan bermuhasabah. Karena tanpa sadar, kita akan diajak menekuri tiap akibat dari keburukan penyakit hati yang terturuti. Satu kekurangan dari novel ini, kesadisan yang digambarkan, membuatnya tak bisa direkomendasikan untuk pembaca-pembaca bermental lemah dan juga anak-anak. Sedang bagi mereka yang suka cerita horor, novel ini akan mejadi kado yang pas dan memuaskan. 

4 komentar:

Anda pengunjung ke

Statistikku