Judul Buku :
Animus Seven Days
Penerbit :
Lovrinz Publishing
Penulis :
Ajeng Maharani
Tebal :
viixxxv + 296 Halaman
Cetakan :
September 2014
Peresensi : Muhammad
Agus Riwayanto (AM. Hafs)
(Alumni MA Darul Karomah Singosari,
Pengelola Rumah Sebuku 2 di Malang, Koordinator Komunitas Bisa Menulis (KBM) Regional
Malang)
Buku Berpenyakit Hati
Sebuah topic yang tak akan pernah habis diulas. Sebuah makalah yang tak
akan pernah tuntas dipresentasikan. Seperti itulah gambaran ketika mengupas
masalah hati. Hati yang mampu berbicara tanpa suara. Seolah menyimpan beragam
misteri, juga keunikan. Lebih khusus lagi jika membahas tentang penyakit hati.
Beribu atau bahkan berjuta tulisan telah mengupasnya. Karena memang penyakit
yang satu ini berbahaya namun tak kasat mata. Bahkan terkadang tak dirasa.
Penyakit hati, kerap kali membuat seseorang sengsara tanpa disadarinya.
Mulai dari iri, dengki, sombong, dendam, benci, sum’ah. Apabila sudah
menggerogoti hati, maka sulit untuk diobati. Karena cara pengobatannya tak
mungkin dilakukan seperti ketika mengalami sakit fisik.
Jika sakit fisik, kita hanya perlu meminum obat sesuai saran dokter. Tapi
ketika sakit hati, obatnya hanyalah olah jiwa, muhasabah. Itu pun hanya bisa
dilakukan oleh orang yang sadar bahwa dirinya tengah sakit. Sedang bagi mereka
yang tak menyadarinya, akan terus menerus termakan penyakit, yang berimbas pada
buruknya tabiat juga pemikiran.BBerkaca dari hal tersebut, kehadiran Novel Animus seolah ingin membawa pembaca menyadari keberadaan
penyakit hati. Di dalamnya, secara tersirat digambarkan, bagaimana
manusia-manusia yang tak sadar dengan penyakit yang merasukinya akhirnya
bertabiat buruk.
Sebuah novel bergenre thriller ini menyajikan cerita secara maju-mundur
dalam beberapa part. Berkisah tentang empat tokoh utama, dengan background yang
berbeda namun berpenyakit sama. Dendam. Dari mula yang berbeda juga, namun
berakhir dalam ujung pertemuan yang saling berkaitan. Dikemas apik dalam kadar penasaran yang pas,
membuat pembaca enggan untuk berhenti menjelajahi tiap kalimatnya.
Berdasarkan isi cerita, novel ini dikhususkan untuk pembaca dewasa.
Karena di dalamnya terdapat adegan yang akan membuat hati begidik ngeri.
Penggambaran tokoh antagonis yang detail, membuat pembaca ikut larut dalam
kebencian. Tak lupa, setting yang
dilukiskan dengan diksi terpilih, juga mendukung imajinasi untuk menggambarkan dengan lebih jelas.
Kejadian demi kejadian, mampu menyihir pembaca untuk turut merasakan dan
menyelami keadaan para tokoh. Padahal, novel ini disusun hanya dalam rentan
waktu sebulan. Bagi penulis pemula, novel ini akan menjadi gudang kosakata.
Karena sang penulis pandai menggabungkan kata menjadi idiom-idiom cantik tanpa
membingungkan pembaca.
Membaca novel ini sama dengan bermuhasabah. Karena tanpa sadar, kita akan
diajak menekuri tiap akibat dari keburukan penyakit hati yang terturuti. Satu
kekurangan dari novel ini, kesadisan yang digambarkan, membuatnya tak bisa
direkomendasikan untuk pembaca-pembaca bermental lemah dan juga anak-anak.
Sedang bagi mereka yang suka cerita horor, novel ini akan mejadi kado yang pas
dan memuaskan.
Keren resensinya ...
BalasHapusRecommended :D
Makasih Mbak (: Semoga bisa menarik yang lain buat memiliki novelnya :D
HapusKeren!
BalasHapusBelum sempat kusunting hehe
Hapus