Selasa, 16 Desember 2014

Sholeh dan Santrinya (Mencium Cewek?)

Seperti biasa, di hari Rabu, setelah magrib aku mengajarkan kaligrafi pada ashhabul gubug junior (sebutan untuk santri Si Sholeh). Setelah itu, kami bersholawat bersama, dengan syi'ir hasil gubahanku. Mau tahu seperti apa sholawatnya? Seperti ini,

Sholaatulloh salaamulloh
'Ala thoha Rosuulillah
Sholaatulloh salaamulloh
'Ala yaasiin habibillah

Anak sholeh rajin mengaji
Tingkah lakunya sopan terpuji
Anak sholeh tak suka menyakiti
Rajin ibadah suka memberi

Anak sholeh selalu patuh
Pada orang tua ataupun guru
Anak sholeh tak suka mengeluh
Ceria gembira, semangat selalu

Salat lima waktu tak pernah lupa
Lalu wirid, dzikir dan berdoa
Begitulah akhlakul karimah
Anak sholeh selalu menjaganya

Ide membuat syi'ir itu sendiri, lahir dari mengamati tingkah laku mereka. Mereka suka menyanyi ketika tengah mengerjakan sesuatu. Sayang, yang dinyanyikan bukan lagu yang mendidik. Bayangkan saja, "Munarooooh ... Bang Ocyid datang." Ah, miris sekali, bukan?

Setelah bersholawat ria, tepat lima menit sebelum azan isya', aku membuka forum pertanyaan bebas. Melatih kepekaan mereka. Dari beberapa pertanyaan yang masuk, ada satu pertanyaan yang membuatku bingung.

"Mas, gimana hukumnya mencium cewek?" Andai pertanyaan ini dilontarkan oleh anak SMA, mungkin masih wajar. Tapi yang melontarkan Si Medallion, Lengkapnya Agung Medallion. Nama yang keren, bukan? Dia baru kelas 3 SD.

Aku jawab saja tegas, "Tidak boleh!"

"Kenapa, Mas?"

Nah,mendapat pertanyaan singkat itu, aku pun bingung. Diam sejenak, memutar otak. Mereka terlihat tak sabar menanti jawaban. Di tengah keadaan itu, aku tiba-tiba teringat kisah Nabi Musa as. yang akan bertandang ke rumah Nabi Syuaib as. Selama perjalanan itu, sang pemandu jalan beberapa wanita, berjalan di depannya. Dalam keadaan tersebut, Nabi Musa as bersabda, "Aku lebih baik berjalan di belakang singa, daripada berjalan di belakang wanita."

Kisah tersebut kuceritakan kepada mereka. Namun, terlihat wajah-wajah kebingungan. Mungkin yang ada di benak mereka adalah apa hubungan kisah itu dengan pertanyaan tadi. Setelah diam lagi sejenak, aku pun menjelaskan, "Perhatikan sabda Nabi Musa as. jika berjalan di belakangnya singa lebih baik daripada berjalan di belakang wanita, maka?" Sengaja kutahan, agar mereka sedikit mencerna. "maka, mencium singa lebih baik daripada mencium?"

"Wanita ...." Jawab mereka serempak.

"Kalau mencium ibu, Mas?"

Aku menepuk jidat. Mengambil nafas, lalu menjelaskan siapa-siapa saja yang boleh dan tidak untuk dicium. Hehehehe

AM. Hafs
Malang, 16 Desember 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda pengunjung ke

Statistikku