"Hai Bro!" Taro menyapa Edi yang tengah bersepeda santai. Edi menoleh diiringi bunyi decit ban yang direm. "Ciye yang rajin latihan, denger-denger lu mau ikut event Cycling Bromo 100 km ya?"
Edi turun dari sepeda, dan menghampiri karibnya tersebut. "Iya, kurang dua hari lagi nih. Lumayan buat ngisi waktu liburan. Tapi gue bingung apa yang mau disiapin. Eh, bukannya lu atlit kecamatan, lu gak ikutan juga?"
"Enggak, gue lagi persiapan event propinsi bulan depan."
"Oalah. Eh joinan ya?" Edi mengambil secangkir kopi Taro yang tersaji di meja. "Lu ada tips khusus gak buat gue?"
"Bentar." Taro masih sibuk dengan burung lovebirdnya. Setelah sangkar telah tertambat di tempatnya, Taro mulai berceloteh.
"Ada nih, tips yang gue dapet dari pelatih pas tahun kemarin ikutan itu." Taro menyodorkan smartphone-nya.
Edi pun segera mengaktifkan bluetooth, dan mengkopi tips yang terabadikan di file word.
***
Sesampainya di rumah, Edi mulai membaca tips yang ia dapat ditemani sebotol minuman isotonik.
"Tip pertama." Edi membacanya dengan suara sedang. "Makan cukup, jangan makan kebanyakan. Perut penuh bukan teman yang baik saat event bersepeda berat. Lakukan carbo loading (makan banyak) beberapa hari sebelum event. Ketika hari H., makan seefisien mungkin. Secukupnya sebelum start, sedikit di setiap pit stop. Bawa camilan atau gel untuk menjaga agar tidak bonking (hunger knock, lapar mendadak) saat menanjak. Kalau kekenyangan atau kebanyakan makan, malah akan berat.
Tip kedua. Minum cukup, jangan minum kebanyakan. Maksudnya, atur minum secara tertata. Ketika datar, minum satu atau dua teguk setiap 10-15 menit. Tidak lebih. Ketika menanjak juga sama. Ketika pit stop, juga jangan minum berlebihan. Minum manis dan elektrolit akan menolong. Saat berolah raga keras, badan kita tidak bisa menyerap semua air yang masuk. Kalau minum kebanyakan jadinya justru kembung. Perut tidak enak, malah tidak nyaman.
Tip ketiga. tenang saat bersepeda. Fokus dengan sekeliling, mengingat ratusan orang bersepeda bersama Anda dengan kemampuan sangat bergam. Jangan pakai headphone, itu sangat berbahaya. Ketika beriringan juga pastikan posisi sepeda tidak setengah-setengah. Sekalian sejajar di samping atau sekalian di belakangnya. jadi kalau ada gerakan mendadak, lebih aman." Edi teerlihat tak sabar untuk mengamalkan tip pertama.
***
Dua hari kemudian, sewaktu tengah bersepeda melintasi rumah Edi, Taro terkejut melihat karibnya itu di teras rumah dengan wajah yang pucat.
"Lho? Kok masih di rumah? Gak jadi ikut event?"
"Iya, gajadi, Bro. Gara-gara tip dari lu, gue jadi diare."
"Lha-lho, kok bisa?"
"Iya, di tip pertama suruh banyak makan, jadi guemakan banyak. Eh semalem pas mau siap-siap malah mules. Bolak-balik ke MCK sampai gak bisa tidur."
"Salah makan kali, emang makan apaan aja lu?"
"Makan makanan pedes."
"Yaelah, yo pantes kalau gitu!"
Dia terkekeh dan berkata, "Lha gimana? Kalau gak pedes gak enak."
"Hadeh, kalau gitu salah lu, bukan salah tipnya, Oon!"
"Iya juga sih," jawabnya pasrah.
(Dikembangkan dari tulisan Azrul Ananda di edisi Koran Minggu Jawa Pos)
Eh busyet sepedahan di bromo, diam aja kedinginan :-)
BalasHapushihihi rute sebelum ke nyampe di bromo sih, lebih tepatnya.
BalasHapus