Sabtu, 15 Agustus 2015

Mengerti Tak Mengerti

Semua mengerti, hanya untuk mengeluarkan yang layak keluar pun butuh tempat sepantasnya. Lantas, kenapa kamu buang semua pada tulisan yang seolah tak bertempat?
Tidak, aku tak menyebutmu bodoh, Gus. Hanya saja kamu kurang pandai, menempatkan apa-apa pada tempatnya. Pikirkan, apa bedanya kamu ... dengan bocah-bocah yang baru menetas itu? Bocah-bocah yang belum mengerti adab tata krama. Bocah-bocah merah, yang pengendaliannya terhadap kata, seperti mengendalikan kerbau liar, pontang-panting. Tak ada bukan?

Sudahlah, Gus. Alihkan saja semua tenaga dan pikiran itu pada 'goal'mu. Tak perlu sok baik mengurusi negara yang saat ini di luar jangkauanmu. Cukuplah, sematkan doa pada negeri merah putih yang sekarang hitam, putih, abu-abunya pun memerah!
Iya, aku paham dengan ucapan, "Penulis harus peka. Rakyat harus peduli terhadap pemerintah, mengawasi. Peduli pada lingkungan sekitar." Paham, sangat paham. Tapi mbok ya tahu diri. Dirimu sendiri itu butuh dibenahi. Mosok ta ya, kamu mau teriak-teriak ke mereka yang jalan-jalan ke mall cuma pakai celana daun, padahal dirimu sendiri telanjang. Lak yo piye?

Sekali lagi, kamu mesti tahu diri, tahu posisi. Pelajar, yo tugasnya belajar. Mempelajari yang haq dan yang batil. Biar kenal dan mudah memisahkan mereka.
Sek ngotot mau ngurusi negara? Memangnya FPmu sudah diikuti berapa orang? Belajar dulu sampai tuntas dari tempat yang kamu diami saat ini. Nanti, pasti ada waktumu berbuat lebih. Cueklah pada omongan orang, sekali-kali kamu mesti egois. Sebab nyatanya, tak semua orang mampu mengerti dan mesti dituruti.
AM. Hafs #renunganpagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda pengunjung ke

Statistikku