Mencoba membaca tiap cermin jiwa yang hadir, dan merangkainya menjadi tutur indah nan menggugah.
Senin, 13 Juli 2015
Jauh dan Harap, Rindu
Jauh di wajah rembulan, aku menari-nari. Berharap di suatu malam kau memandangiku dan terhibur.
Jauh di lubuk hati, kumainkan gitar. Berharap antara nadiku dan nadimu saling berbisik lalu mengirimkan denting demi denting petikanku.
Kini, di pagi yang mulai membuka mata, aku berdansa dengan angin. Disaksikan telaga warna dan hamparan pasir putih. Berharap getar derap langkahku disampaikan bumi. Lalu menggelitik hatimu untuk turut berdansa di balik jarak dan waktu.
Ah aku ingat. pernah suatu malam aku nekat meloncati mimpi. Mengendap-endap memasuki mimpimu. Bersembunyi di balik pohon yang teduh di sana. Mengintipmu yang tengah bermimpi meniup dandellion, lalu mengamatinya hingga terbang jauh dan menghilang. Seolah kau tengah menitipkan pesan pada seseorang padanya.
Sebelum mentari terbit dan matamu terbuka. Aku kembali berjingkat-jingkat keluar dari mimpimu. Dan tatkala aku telah sampai di 'rumah', kudapati puluhan dandelion merebah di meja mimpi bertuliskan "Rindu".
Sekuat tenaga kutiup melalui jendela. Berharap mereka sampai sebelum senyum mentari sambangi pandanganmu. Setelah sebelumnya kuajari mereka tentang sebentuk kata, "Terima kasih."
AM. Hafs
Singosari, 13-07-15
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diksinya kece.
BalasHapusHihi, masih belajar nih ... makasih kujungannya :D
BalasHapusHalooo, Kak! Mau ikut jelajah Kalimantan GRATIS & dapetin MacBook Pro?
BalasHapusIkuti lomba blog "Terios 7 Wonders, Borneo Wild Adventure" di http://bit.ly/terios7wonders2015
Jangan sampai ketinggalan, ya!