Selasa, 17 Maret 2015

Suara Sunyi

Bagaimana kau menyebutnya? Ketika aku bercengkerama dengan secangkir kopi susu, "Hei? Kalian ini mana yang kopi dan mana yang susu? Gimana rasanya jadi satu, menyesalkah?"
Sayup-sayup, dia atau keduanya menjawab. - Ah bagaimana aku menyebutnya? Dua atau satu? Nyatanya dua dalam satu. - "Jika aku-kami menyesal, tak mungkin sekarang aku-kami berada di rongga mulutmu. Memberi rasa manis yang khas di hidupmu."
Ah, benar. Itu artinya tak menyesal. Dan benar pula jika kukatakan, dia-keduanya juga bingung dengan ganti, aku atau kami. Lalu pertanyaan pertamaku? Siapa yang hendak menjawabnya?
"Kami menyebutnya, Gila!" Cangkir dan sendok bersuara? Apa aku tengah di dunia? Atau tersesat di alam lain?
Lamat-lamat kudengar, "Ting-ting kelinting, gelas - gelas berdenting." Jemariku meraba telinga. Sepasang "headphone" tertancap di cekung telinga. Aku pun tersadar dan bertanya-tanya, bagaimana aku bisa mendengar suara mereka tadi? Seketika keheningan menyelimuti. Bahkan aku tak mampu mendengar teriakanku sendiri.
____
Tanpa makna = hanya ingin melatih meliarkan imaji grin emotikon bagaimana pendapatnya?
AM .Hafs
Malang, 27/02/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda pengunjung ke

Statistikku