Kamis, 21 September 2017

Rumah Kesedihan

Apa yang kauharapkan dari lorong-lorong putih yang dipenuhi wara-wiri para dokter dan perawat. Wara-wiri para manusia duka. Entah karena anak, ibu, bapak, atau saudaranya, yang menginap di salah satu kamarnya atau karena ia sendiri.

Beberapa wajah, ada yang sembunyikan lelah dan dukanya dalam lelap di bangku-bangku panjang. Ada yang sibuk membaca buku, tapi lebih banyak yang melamun. Entah melamunkan kemungkinan terburuk, biaya, atau kondisi keluarga di rumah.

Sesekali, kebanyakan dari mereka tersenyum. Tak lain karena kedatangan kunjungan saudara. Meski hanya membawa sebungkus roti dan sekecap doa.

Pemandangan lain yang tak kalah asing di sini, adalah wajah-wajah layu dihiasi tangis dan sedikit isak pilu tertahan. Barangkali baru saja mendapat kabar dari dokter, yang seringkali diawali, "Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin."

Rumah sakit, yang bahagia hanya sedikit. Lebih banyak yang mencoba tabah. Lebih banyak yang tak betah, walau fasilitas semua ada.

Maka, jika kau ingin tahu harganya sehat berkunjunglah ke sini sesekali. Tapi jangan karena sakit. Sebab rumah ini tak mampu menjaminmu keluar dengan selamat.

AM. Hafs
RSU dr Iskak Tulungagung, 21/19/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda pengunjung ke

Statistikku