Minggu, 03 Juli 2016

Arti Sebuah Kelulusan

Pernahkah berpikir jika sebulan yang kita lalui, menentukan perjalanan setahun ke depan? Suatu kali aku merenung, mengamati pola kebiasaanku di bulan Ramadhan. Khususnya dalam hal ibadah, yang secara tiba-tiba membuat hati ini menarik benang merah. Bulan suci nan mulia ini tak ubahnya seperti waktu menata ulang proker atau prota kehidupan. Sehingga, saat sebulan ini kita isi dengan kebiasaan-kebiasaan positif, ia akan melekat dalam langkah setahun ke depan sebagai suatu misi yang terpogram, begitu pula sebaliknya.

Sebab itu, kurang lebih tiga hari menjelang masuk bulan Ramadhan aku menyusun target-target. Apa pentingnya? Ibarat sebuah game yang punya misi, maka target itu pun sama. Suatu bentuk ikhtiar untuk menempa diri secara terprogram demi memaksimalkan bulan suci, yang belum tentu bisa ditemui lagi tahun depan.

Sebagaimana umumnya, target yang di dalamnya terselip harapan, tak serta merta tuntas. Berbagai halang rintang pasti menyertai, namun setidaknya kita telah mengabadikan perjalanan kita, mendokumentasikan, sehingga di tahun depan bisa kita evaluasi dan perbaiki. Tanpa evaluasi, kita akan sulit menemukan kesalahan atau hal yang menyebabkan ketidaktuntasan target. Sedangkan, dengan mendokumentasi, evaluasi bisa dilakukan dengan lebih mudah.

Ibarat tengah menjalani ujian naik tingkat sebulan penuh, tentu ada hasil yang diharapkan. Biasanya mengacu pada kata lulus atau tidak. Karena Allah tidak menerbitkan hasilnya secara gamblang kepada kita sebagaimana sekolah menerbitkan rapor, maka bagaimana mengetahui lulus tidaknya kita? Melalui Rasulullah, Dia Yang Maha Tahu lagi Bijaksana memberikan tanda-tanda yang salah satunya adalah adanya peningkatan kualitas dan kuantitas akhlak dan ibadah.

Tak perlu muluk-muluk mengharap peningkatan. Barangkali jika sebelumnya kita tak pernah sholat rawatib, maka setahun ke depan kita bisa ajeg melaksanakannya. Meski tidak penuh mengiringi sholat lima waktu, bisa kita mulai dengan salah satu waktu yang menurut kita paling mudah. Berbeda dengan rapor sekolah yang hasilnya pasti dan tak bisa diubah, maka hasil dari ramadhan ini bisa diusahakan. Yakni dengan semangat memperbaiki diri. Tak lupa untuk terus memohon kepada-Nya, agar diberi kekuatan dan kemudahan.

Yang paling penting dan perlu diwaspadai ialah ketika akhlak serta ibadah kita mengalami penurunan. Langkah untuk beribadah kian berat, maka segeralah memohon ampun dan bertaubat. Sebab Allah menyukai, menyayangi orang-orang yang bertaubat kepada-Nya.

AM. Hafs
Singosari, 03 Juli 2016 03:55 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda pengunjung ke

Statistikku